Namanya Azim Premji dikenal sebagai pengusaha teknologi terkemuka India dan merupakan orang terkaya ke 3 di India. Ia memiliki kepemilikan perusahaan 74% di Wipro, perusahaan IT terbesar nomor 3 di India. 

Dia bahkan mendapat julukan Bill Gates di negaranya. Namun, sebagai pengusaha muslim ia dikenal bukan orang yang pelit. Justru gemar berbagi. 

Kiprahnya dimulai ketika ia menggantikan posisi sang ayah, Mohammed Premji yang sudah tiada. Ia yang masih berumur 21 tahun itu harus memimpin perusahaan yang waktu itu bernama Wstern India Vegetable Products Ltd tahun 1945. Itulah sebabnya, kuliahnya di Stanford University terpaksa berhenti. Siapa sangka ia berhasil menjalankan perusahaan ayahnya dengan baik.

Ia pun mulai merambah bisnis ke pembuatan lampu, sabun dan sebagainya. Nama perusahaan pun berganti menjadi Wipro pada tahun 1977 dan masuk ke bisnis IT pada tahun 1980. Sektor teknologi inilah yang akhirnya melambungkan nama Wipro sebagai perusahaan IT ternama di India. Bahkan satu-satunya perusahaan pabrikan komputer India yang mendapat sertifikasi memenuhi syarat dari National Software Testing Laboratory tahun 1999 di Amerika.     

Keuntungan yang diperoleh pun juga tidak main-main. Dari yang tadinya perusahaan ritel biasa seharga US$ 2 juta di tahun 60an berubah menjadi perusahaan yang menghasilkan US$ 7 milyar atau mengalami peningkatan sebanyak 3500 kali lipat.

Kekayaannya mencapai 306 triliun rupiah dan tercatat dalam Forbes. Maka pantaslah ia jika disebut sebagai orang terkaya kedua di India atau peringkat 58 dunia.

Azim mendirikan 2 yayasan untuk membantu sesama, Azim Premji Foundation yang bekerja sama dengan pendidikan dasar di sekolah-sekolah pemerintah pedesaan di India dan Prakarsa Filantropi Azim Premji, yang berguna untuk mendukung organisasi yang pekerjaannya memiliki potensi signifikan untuk berkontribusi pada perubahan sosial.

Tak tanggung-tanggung, nggak sampai di situ, ia juga menyumbang 1 triliun rupiah setiap tahun pada organisasi nirlaba untuk meningkatkan kehidupan anak jalanan dan disabilitas.

Meski kaya raya, namun pria kelahiran Mumbai, 24 Juli 1945 ini mengaku lebih senang bepergian dengan kendaraan umum. Selain itu, dia hanya punya sedan butut Ford Escort tahun 1995. Bahkan saat naik pesawat, dia lebih suka duduk di kelas ekonomi dan sering mencari diskon.

Terbukti, bahwa kekayaan yang dikelola dengan baik tidak akan membuat seseorang menjadi gelap mata. Karena pada akhirnya semua yang kita miliki akan kembali kepada yang di atas. Kiranya kisah hidup CEO Wipro ini menginspirasi kita semua.

Sumber: boombastis.com