Gadis Kecil Asal Nepal Disembah dan Tidak Diperbolehkan Menginjak Tanah, Alasannya Bikin Geleng-Geleng!

Ketika mendengar kata 'dewi' mungkin sebagian besar orang akan langsung membayangkan seorang wanita cantik seperti bidadari yang bercahaya dan pergi ke manapun dengan cara terbang.

Dalam berbagai cerita dan kepercayaan, sosok dewi digambarkan bukan sebagai manusia, namun sebagai sosok yang turun dari khayangan dan tidak bisa dilihat oleh mata. Tapi bagaimana jika seandainya sosok dewi memang ada di bumi dan dapat dilihat dengan jelas?

Sponsored Ad

Sebuah tradisi di Nepal mempercayai adanya Dewi Kumari yang terlahir di bumi sebagai titisan Dewi Taleju. Dewi Kumari sendiri merupakan dewi hidup yang disembah oleh umat Buddha dan Hindu di Nepal. Mereka diangkat menjadi Dewi Kumari sejak usia yang masih sangat kecil, yaitu sekitar 3-5 tahun.

Untuk menjadi seorang Dewi Kumari, harus melalui sebuah ritual yang dilakukan oleh para pemuka agama di kuil suci agama Hindu. Dalam proses penilaian, para pemuka agama akan membaca berbagai pertanda dan melakukan penilaian berdasarkan 32 sisi kesempurnaan fisik manusia.

Sponsored Ad

Nihira Bajracharya, seorang gadis berusia lima tahun harus merelakan masa kanak-kanaknya untuk menjadi seorang Kumari terpilih pada Februari 2018 kemarin. Sebagai seorang Dewi Kumari, Nihira tidak boleh menapakkan kaki di tanah dan tidak diperbolehkan untuk berbicara dengan orang lain selain dengan keluarganya.

Kumari terpilih juga harus tinggal terpisah dengan orang tuanya dan tidak diperbolehkan untuk meninggalkan kuil. Dewi Kumari hanya diizinkan untuk meninggalkan kuil pada saat ritual dan festival, di mana salah satunya adalah festival Bhoto Jatra, sebuah festival perayaan yang diadakan untuk mensyukuri atas datangnya musim hujan.

Sponsored Ad

Saat festival berlangsung, Kumari hanya boleh digotong dengan tandu emas dan diangkat oleh orang-orang terpilih. Seorang Dewi Kumari akan kembali menjadi manusia biasa ketika dirinya telah mendapatkan menstruasi pertamanya. Selanjutnya, posisi Dewi Kumari akan digantikan oleh gadis lainnya yang dianggap memenuhi kriteria.

Aktivis hak asasi manusia dan Pusat Rehabilitasi Wanita Nepal (WOREC) sebenarnya menentang dan mengutuk tradisi kumari yang mereka anggap merampas masa kecil seorang anak perempuan. Ramesh Bajracharya, ayah dari Nihira Bajracharya mengatakan bahwa menjadi Kumari memang hal yang cukup berat bagi anaknya, terutama karena sang anak tidak diperbolehkan menapakkan kakinya di bumi.

Sponsored Ad

Chanira Bajracharya, seorang mantan Dewi Kumari mengaku bahwa hidup normal seperti remaja lainnya adalah hal yang sulit, bahkan setelah bertahun-tahun berakhirnya tugas Chanira sebagai Dewi Kumari.

"Bahkan sampai sekarang aku sulit berjalan kaki dengan gerakan yang benar, karena saat masih kecil aku selalu digendong dan ditandu. Dunia luar benar-benar hal yang asing untukku," ucap Chanira.

Walaupun banyak kritik yang ditujukan terhadap tradisi ini, tetapi pemerintah setempat tetap melestarikan tradisi tersebut.


Sumber: suar


Kamu Mungkin Suka