Ia Rela Berhenti Sebagai Guru dan Jadi “Pemulung”, Siapa Sangka Usahanya Sekarang Bikin Jutaan Netizen Tercengang

Siapa bilang pekerjaan daur ulang tidak punya masa depan ? Seorang pria berusia 39 tahun yang awalnya berprofesi sebagai guru pendidkan kebugaran jasmani untuk anak-anak ini beralih profesi merintis usaha daur ulang.

Hanya dalam waktu 6 tahun, ia telah menciptakan pendapatan miliaran rupiah per tahun, dan berhasil membuktikan visinya kepada keluarga dan teman-temannya yang dulu menentangnya merintis usaha ini!

Sponsored Ad

Hong Zhengqun adalah direktur di Pusat Daur Ulang Taichung, Taiwan. sebelumnya dia adalah guru pendidkan kebugaran jasmani untuk anak-anak selama lima tahun. Dia adalah sosok orang yang suka mengambil risiko sejak kecil. Kemudian terlintas dalam benaknya untuk beralih profesi setelah menginjak usia kepala tiga.

Suatu hari, Hong Zhengqun secara tidak sengaja melihat industri perlindungan lingkungan dari berita, tak lama kemudian terlintas ide dalam benaknya untuk mencoba merintis usaha itu.

Sponsored Ad

Sontak saja, istrinya pun terkejut ketika mendengar dia ingin merintis usaha daur ulang, sementara oleh ayahnya dia dimarahi habis-habisan : “Bukannya baik-baik menjadi guru malah punya ide konyol menjadi pemulung!” hardik ayahnya.

Saat itu, rekan-rekannya juga heran dengan idenya : “Banyak usaha yang bisa dirintis, tapi kenapa juga memilih profesi rendahan di masyarakat?”

Sponsored Ad

”Mengelola tempat daur ulang juga bisa melambungkan reputasi dan rasa fashionable,” kata Hong menanggapi teman-temannya. Belakangan, sang istri akhirnya menerima ide konyolnya dan merintis bisnis itu bersamanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, ia menerima sejumlah besar kertas, botol, dan besi tua bekas setiap hari, tetapi tempat penampungan barang daur ulangnya selalu terjaga bersih dan rapi.

Hong Zhengqun sering menemukan barang-barang antik di antara tumpukan sampah daur ulangnya, seperti misalnya radio antik yang tidak ada lagi di pasar, atau mesin jahit kuno, poster film out of print (tidak dicetak ulang), sepeda kayuh model kuno dan telepon putar dan barang-barang kuno lainnya.

Sponsored Ad

Di bawah penataan istrinya yang cermat, benda-benda unik yang menarik itu tidak hanya sering menarik perhatian orang yang lewat untuk sekadar mengambil gambar, bahkan orang-orang dari berbagai daerah juga sengaja berkunjung ke tempat daur ulangya untuk berburu barang-barang antik, misalnya pengusaha yang ingin membuka restoran retro (restoran yang bernuansa tempo dulu).

Lama kelamaan, tempat daur ulang mereka pun menjadi gaya unik “pusat barang-barang klasik.”

Sponsored Ad

Hong Zhengqun pernah menjual sebuah patung seperti Bodhidharma yang sudah retak tapi ukiran tulisan di belakangnya masih utuh dengan harga 500 NTD (sektiar Rp 235 ribu).

Tapi tak disangka, beberapa hari kemudian, pria yang membeli patung antiknya itu kembali lagi dan mengatakan patung kayu yang dibelinya itu terjual dengan harga 230.000 NTD (sekitar Rp 108 juta).

Sponsored Ad

Ternyata ukiran atau patung kayu itu adalah karya awal seorang master sebelum terkenal. Mendengar cerita itu, Hong Zhengqun hanya bisa terpanah : “Ah! Saya rugi Rp 107.765.000”

Karena terkait dengan pusat daur ulang, interaksi antara Hong Zhengqun dengan paman dan bibinya yang mendaur ulang juga berlangsung sangat baik, sehingga Hong Zhengqun seringkali menghubungi mereka, dan memberi sejumlah uang sebagai tambahan penghasilan untuk keluarga mereka.

Sponsored Ad

Agar para tetua di lingkungannya merasa kehangatan seperti di rumah sendiri, Hong Zhengqun seringkali mengadakan jamuan di tempat daur ulang atau mengundang orang-orang untuk sekadar makan-makan menjelang musim dingin.

“Selama kita bersikap dan berbuat baik kepada orang lain, orang lain juga akan memperlakukan Anda dengan cara yang sama.”Kata Hong Zhnegqun.

Daur ulang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bisa dijadikan profesi untuk menafkahi keluarga.

Kini, pusat daur ulang yang dikelola Hong Zhengqun dan istrinya bisa menghasilkan pendapatan miliaran rupiah per tahun. Keluarga dan teman-temannya yang dulu memandang rendah pekerjaanya sekarang terdiam malu dan diam-diam mengaguminya!(jhn/yant)

Sumber: Erabaru

Kamu Mungkin Suka