Dilarang Nikah Meski Saling Cinta, Alasan Dibuatnya Aturan Dua Desa di Ponorogo Ini Bikin Melongo!

Negara kita adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Dari Sabang hingga Merauke kita bisa melihat keberagaman Indonesia yang menjadi daya tarik wisatawan. 

Karena itu pula tak heran jika negara kita masih lekat dengan yang namanya mitos ataupun legenda. Banyak kisah di setiap daerah yang menarik untuk dibahas. Salah satunya adalah pantangan menikah dua desa yang terjadi di Ponorogo. Berikut ini ulasannya.

Sponsored Ad

Desa Golan dan Desa Mirah memiliki keunikan tersendiri bahwa kedua warga di desa ini tidak dianjurkan untuk saling menikahi satu sama lain. Meski tidak saling menikah bukan berarti mereka saling membenci. Pantangan lainnya adalah tidak boleh membawa barang desa buatan Mirah ke Golan begitu pula sebaliknya.

Awal mulanya karena adanya legenda Joko Lancur dan Kencono Wungu yang saling jatuh cinta. Joko Lancur dikenal gemar bermain judi dan melakukan hal-hal tercela lainnya. Sementara Kencono Wungu adalah sosok yang taat beribadah.

Sponsored Ad

Namun, keduanya justru jatuh cinta meski hubungan mereka ditentang oleh orang tua kedua belah pihak. Orang tua Kencono Wungu memberikan syarat yang sangat berat jika Joko Lancur berniat untuk melamar putri mereka. Sayangnya, terjadi kecurangan sehingga semuanya gagal. Akhirnya kedua pasangan ini memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka. Sejak itulah kedua desa ini tidak boleh bersatu.

Ternyata hal semacam ini tidak hanya terjadi di Ponorogo. Hal serupa terjadi di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Warga Desa Karanglangu dan Ngombak ini memegang mitos bahwa mereka tidak boleh menikah. Meski begitu mereka sangat akur dan menghormati satu sama lain. Bahkan mereka memiliki tradisi bersama “Asrih Batin” yaitu kedua warga saling bertemu di suatu tempat. Tradisi ini juga terjadi sejak dahulu dan tidak pernah terjadi konflik.

Sponsored Ad

Awal mulanya, warga desa ini meyakini kisah Kedhana dan Kedhini yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah yang merupakan pendiri desa. Mereka sebenarnya adalah saudara kandung tapi harus berpisah saat masih kecil. Ketika mereka dewasa dan bertemu lagi mereka justru saling jatuh cinta tanpa mengetahui kenyataan bahwa mereka saudara sekandung. Barulah pada saat pernikahan fakta itu terkuak dan acara pernikahan dibatalkan diganti dengan syukuran karena tidak jadi bersatu. Sejak itulah warga kedua desa ini dilarang saling jatuh cinta dan menganggap satu sama lain seperti saudara.

Memang yang namanya tradisi dan kepercayaan turun-temurun tidak mudah untuk dilupakan ya. Namun, salut untuk warga dua desa ini yang bisa terus menjaga warisan budaya leluhur hingga saat ini.


Sumber: boombastis.com

Kamu Mungkin Suka