Dilamar Pria Kaya, Gadis Penjual Mie Ini Kaget! Pas Lihat Ayah Sang Pria, Dia Lebih Kaget Lagi! Ini Alasannya!

Demi merawat ibu yang terkena stroke dan membiayai adikku yang masih kuliah, aku harus membanting tulang.

Setiap pagi, aku mendorong gerobak mie ke lokasi tempat aku berjualan di pinggir jalan. Cukup dengan menata 2-3 meja dan kursi di pinggir gerobak, bisnis kecilku pun sudah bisa dimulai. Saat sedang banyak pembeli, pendapatanku bisa dikatakan lumayan, namun bila sedang sepi, aku malah akan merugi karena bahan makanan yang tidak laku akan rusak.

Di antara para pelangganku, ada seorang pria yang selalu memesan menu yang sama setiap hari, yaitu mie ayam (menu yang harganya paling murah). Terkadang, dia akan mengajakku mengobrol, kebanyakan menanyakan pendapatan dan keadaan bisnisku hari itu.

Setiap kali datang, dia selalu memakai pakaian yang sangat sederhana. Dia juga selalu datang dengan berjalan kaki. Jujur, aku tidak pernah menyangka dia adalah orang kaya. Bahkan, aku pernah berpikir, dia adalah orang miskin yang super malas.Hingga suatu hari, dia bertanya padaku apakah aku punya pacar. Aku pun menjawab, "Aku begitu miskin, ibuku sakit stroke, adikku masih kuliah, siapa yang mau?"

Tapi, tak disangka, dia malah berkata, "Aku mau..."

Mendengar itu, aku langsung terdiam. Aku tidak berani menerimanya menjadi pacar. Sejak saat itu, dia pasti selalu muncul di depan warungku setiap jam 6 sore. Dia membantuku dan mengajakku berbincang. Suatu kali, karena dia tidak datang jam 6 sore, hatiku langsung merasa khawatir. Apakah dia sudah pindah hati ke wanita lain? Tapi, pada jam 8 malam, ternyata dia datang. Dengan seikat bunga segar di tangan, dia menyatakan cinta kepadaku! Beginilah, akhirnya kami mulai pacaran.

Beberapa kali dia mengajakku ke rumahnya untuk bertemu dengan keluarganya. Tetapi, aku tidak berani. Aku tidak percaya diri dengan kondisiku saat ini. Aku pun terus beralasan, "Nanti tunggu kondisi ibu baikan dulu ya, baru pergi ke rumah kamu.."

Tapi aku tidak bisa menghindar terlalu lama dengan alasan itu. Akhirnya, aku pun mengiyakan ajakannya. Sesampainya di depan rumahnya, aku kaget bukan main! Aku tidak menyangka jika rumahnya sangat mewah. Dia tidak pernah menceritakanku tentang kondisi keluarganya. Seketika aku merasa bahwa aku sangat tidak cocok dengannya. Aku tidak layak. Aku tidak punya muka untuk bertemu orangtuanya. Namun, dia tetap meyakinkanku.

Akhirnya, aku pun masuk ke rumahnya. Tidak disangka, orang tuanya menyambutku dengan sangat hangat. Saat itu, aku baru sadar, ternyata dulu aku pernah bertemu dengan ayahnya.

Ayahnya menderita penyakit pikun yang sangat parah. Terkadang ayahnya bahkan tidak tahu apa yang dilakukan. Suatu kali, ayahnya tiba-tiba keluar dari rumah dan tidak tahu jalan pulang. Karena lapar dan kebetulan saat itu warungku ada di depan matanya, ayahnya pun langsung duduk di meja dan memakan mie bekas orang lain. Ketika aku melihat ayahnya, aku tidak mengusirnya, melainkan mengganti mie-nya dengan semangkuk mie yang baru.

Setelah selesai makan, aku menanyai di mana rumahnya, namun ayahnya tidak bisa menjawab. Ayahnya bilang bahwa dirinya tersesat. Akhirnya aku pun mengantarnya ke kantor polisi. Siapa sangka tindakan sesederhana ini ternyata malah menjadi titik balik dalam kehidupanku. Sesampainya di rumah, ayahnya bercerita tentang aku kepada putranya. Sejak itu, putranya pun menjadi sering datang ke warungku.

Dia bilang, sebenarnya dia hanya ingin mencari kesempatan untuk membayar kebaikanku dengan uang karena telah mengantarkan ayahnya pulang. Namun, tidak tahu mengapa, dia merasa mie yang kumasak semakin lama semakin enak. Kini, kami sudah menikah dan suamiku sudah membelikanku sebuah toko. Ibu dan ayah mertuaku menyayangiku. Aku sangat bersyukur dengan kehidupanku sekarang. Tahun ini, adikku tamat kuliah dengan lancar dan aku pun sedang mengandung anakku yang pertama.


Sumber: tribunnews


Kamu Mungkin Suka