Menikah adalah suatu hal yang sangat mudah, sepasang kekasih hanya perlu membuat surat nikah lalu mengadakan pesta di sebuah tempat dengan menggunakan gaun yang indah. Yang sulit adalah mempertahankannya.

Mempertahankan pernikahan pasti akan mengalami berbagai macam masalah, mulai dari yang ringan sampai yang berat sekalipun sehingga bisa memicu salah satu diantara mereka ingin menyerah dan mengucapkan kata cerai.

Seorang suami di sore itu baru saja pulang dari kantor dan sudah lelah karena harus bekerja seharian. Saat berada di pintu masuk rumahnya, ia melihat ke arah sang istri sambil berkata dalam hati,”Aku tidak mengenali lagi istriku.”

Ia merasa kalau akhir-akhir ini sang istri juga sudah tidak pernah lagi memasak makanan kesukaannya lagi. Rasanya dulu hampir setiap minggu sang istri mengejutkannya dengan menyajikan makanan tersebut, tapi kini hal itu tidak pernah terjadi lagi.

Kemudian saat ia baru pulang sehabis kerja, sang istri juga tidak pernah menanyakan bagaimana kondisinya saat itu. Apakah terjadi sesuatu di kantor? Apakah hari ini menyenangkan? Pertanyaan-pertanyaan itu sudah tak pernah terlontar dari bibir sang istri.

Selain itu, kini istrinya sudah tidak pernah tersenyum lagi padanya. Ia hanya tersenyum pada anak-anak, tapi menunjukan muka yang masam pada suaminya. Mengapa istrinya jadi seperti ini?

Ia merasa istrinya sudah berubah 180 derajat. Dulu istrinya begitu baik dan pengertian, tapi kini istrinya berubah menjadi dingin. Rasanya sudah berbeda dan hal ini membuat ia merasa sangat sedih sekaligus heran.

Lama-lama ia tidak tahan lagi dengan sikap istrinya ini. Ia merasa tidak berbuat salah tapi istrinya berubah sehingga ia berpikir mungkin bercerai adalah satu-satunya jalan keluar dari situasi menyesakan seperti ini.

Akhirnya sang suami menelpon ayahnya dan menceritakan semua kejadian yang ia alami, lalu mengatakan kalau ia ingin bercerai saja dengan istrinya. Sang ayah mendengarkan setiap kalimat yang anaknya ceritakan dan dipikirkan dengan baik-baik.

Setelah anaknya selesai bercerita, sang ayah pun berkata,”Ayah hanya akan memberimu sebuah nasihat. Ingatlah kembali janji-janji yang sudah pernah kamu buat dan sebutkan satu saja janji yang sudah kamu tepati. Jika kamu belum menepatinya, lakukanlah sekarang! Jika istrimu masih tidak berubah, maka bercerailah.”

Percakapan mereka di telepon terhenti sampai disitu. Si suami terus berpikir dan menyadari kalau ada begitu banyak janji yang tidak ia tepati pada istrinya. Salah satunya adalah ia tidak pernah membantu istrinya membersihkan rumah.

Maka dari itu ia memutuskan untuk pergi ke toko perhiasan dan membeli sebuah kalung yang sudah diidam-idamkan oleh sang istri sejak lama. Kemudian ia juga membawa anak-anak jalan-jalan di hari Minggu.

Ia juga mengajak istrinya untuk kencan romantis hanya untuk mereka berdua, tidak perlu di tempat mewah yang penting kualitas kencannya. Ditambah lagi sekarang ia juga mau membantu istri membersihkan rumah dan membiarkan sang istri untuk beristirahat.

Dalam sebulan ia melihat perubahan besar pada istrinya. Kini istrinya sudah mulai mau tersenyum kembali padanya. Istrinya juga mulai menyambut kedatangannya sehabis pulang kerja dari kantor. Dan yang paling menyenangkannya lagi adalah makanan favorit kembali dihidangkan di atas meja.

Kini sang suami menyadari satu hal penting dalam hidupnya, jangan berharap pasangan hidupmu untuk memperhatikanmu jika kamu sendiri tidak memperhatikannya. Tak lupa ia juga berterima kasih atas nasihat sang ayah yang telah menyelamatkan pernikahannya.     

Sumber : facebook