Dicap Tidak Punya Masa Depan, 8 Anak Punk Asal Kediri Bertobat! Seperti Ini Kehidupannya Sekarang!

Selama ini, keberadaan anak punk di jalanan seringkali dianggap mengganggu ketertiban umum. Dengan dandanan yang tidak lazim, rambut mowhak, kuping ditindik, dan segala jenis aksesoris yang melekat pada bajunya, membuat masyarakat memandang mereka sebelah mata dan menganggapnya tidak memiliki masa depan yang cerah.

Namun, hal berbeda ternyata ditunjukkan oleh delapan orang anak punk asal Kediri ini. Berawal dari kehidupan di jalanan dan seringkali terpaksa harus berurusan dengan petugas penegak perda atau Satpol PP, delapan anak ini akhirnya memutuskan untuk mengubah nasib. 

Sponsored Ad

Bosan dengan kerasnya kehidupan di jalanan, mendadak timbul keinginan dari hati mereka untuk banting setir. Bak gayung bersambut, keinginan mereka tersebut kemudian diakomodir oleh Satpol PP Kota Kediri dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.


Sponsored Ad

Karena tekad mereka untuk mengubah hidup begitu kuat, ada beberapa pengusaha yang tertarik untuk memberdayakan mereka. Mereka kemudian diajak untuk menjalankan bisnis waralaba. "Mereka ini sudah lama tidak turun ke jalan. Sejak tahun 2015 mereka dibina. Hari ini, kita berikan mereka peluang usaha," kata Bagus Romadhon, pemilik usaha makanan sosis.

Bagus Romadhon menjelaskan bahwa mereka dulu terpaksa mencari uang di jalanan sebagai pengamen karena berbagai alasan, di antaranya karena latar belakang keluarga yang broken home dan persoalan ekonomi yang dihadapi.

Sponsored Ad

"Mereka akan menerima upah tiap bulan. Jika nantinya sukses dan berkembang, nanti kita buka cabang lagi. Sementara ini dulu," ujarnya.

Selama beberapa tahun vakum dari jalanan, mereka mengisi kesehariannya dengan kegiatan yang membawa dampak positif di masyarakat. "Mereka ini juga pernah ikut kegiatan penggalangan dana bantuan bencana beberapa waktu lalu."

Sponsored Ad

Selain menjual produk makanan dan minuman, mereka juga dilatih untuk menjadi agen pulsa, token listrik, dan travel. Teknisnya mereka berjualan mangkal di dua lokasi. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Kediri, Ali Mukhlis, mengingatkan kepada mereka untuk tetap menaati peraturan meskipun saat ini mereka sudah berwirausaha berjualan di jalan.

"Bukan cuma membina saja, mereka juga kita berdayakan. Meskipun mereka berjualan di jalan, tetap harus menaati Perda dan Perwali yang sudah ada, yang mengatur tentang kegiatan usaha." ujarnya.

Sponsored Ad

Di samping itu, dia berharap nantinya mereka tidak terlalu lama berjualan di jalan dan apabila berhasil, dia mengiginkan mereka dapat menyewa tempat sendiri kelak.


"Jika usahanya sukses, mereka bisa kontrak menyewa tempat," harapnya.

Sponsored Ad

Mereka yang diberdayakan untuk diberi pekerjaan ini pada umumnya masih berusia produktif. "Kalau dulu kotor, Pak, ya nggak pernah mandi ngamen gitu. Saya sangat beruntung bisa ikut program ini," jawab pemuda yang mengaku putus sekolah sebanyak dua kali ini. Alenardo memiliki keinginan jika nantinya uang hasil gajianya terkumpul tiap bulan, akan ia pergunakan untuk beli Vespa.


Sumber: manaberita


Kamu Mungkin Suka