Disuruh Kerja di Kantor Mertua, Aku Malah Diberi Posisi Rendahan! Tapi Saat Melihat Saldo Tabungan, Aku Histeris!

Sisca, istriku, sudah ditinggal pergi ibunya ketika usianya masih sangat kecil. Sejak itu, dia tinggal berdua dengan ayahnya. Kehidupan mereka saat itu bisa dikatakan sangat sulit karena sang ayah baru saja merintis bisnisnya sehingga sangat sibuk. Akibatnya, Sisca pun tidak ada yang mengurus dan beberapa kali mengalami musibah seperti tersiram air panas, minyak panas, dan lain-lain.


Beruntung, kehidupan mereka saat ini bisa dikatakan sudah jauh membaik. Bisnis sang ayah berkembang dengan sangat pesat dan Sisca pun bekerja di perusahaan milik sang ayah. Ketika aku melamar Sisca, ayahnya sempat berpesan agar aku menjaga Sisca dengan baik. Selama ini, dia merasa bahwa dirinya tidak bisa menunaikan tugas sebagai ayah dengan baik, karena sedari Sisca kecil hingga sekarang, dia terus menerus sibuk bekerja.


Meskipun kondisi keuangan mereka kini sangat baik, tapi aku tetap memutuskan untuk tinggal terpisah dengan ayah mertuaku setelah menikah nanti. Karena itu, aku pun membeli rumah dan juga kendaraan sendiri.


Tak lama setelah aku dan Sisca menikah, ayah mertuaku tiba-tiba memintaku untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku saat itu dan sebagai gantinya menyuruhku bekerja di perusahaan miliknya. Sisca mendukung permintaan ayahnya, karena dia berpendapat bahwa perusahaan itu kelak akan menjadi milik kami berdua juga.


Begitulah akhirnya aku pindah ke perusahaan mertuaku. Awalnya aku mengira setidaknya akan mendapatkan gaji yang sama dengan pekerjaanku sebelumnya, tapi ternyata ayah mertuaku hanya memberikan posisi rendah dan menggajiku sebesar 5 juta rupiah! Gaji ini bahkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan gaji Sisca, istriku.

Saat mengetahui hal tersebut, sebenarnya aku sempat berniat untuk mundur, tapi Sisca mencegahku dan membujukku untuk bersabar. Aku pun menuruti permintaannya dan memutuskan untuk bertahan setidaknya hingga akhir tahun.


Menjelang akhir tahun, ayah mertuaku mengadakan rapat internal. Di dalam rapat itu, dia sempat menyinggung bahwa gaji seseorang diperoleh setahap demi setahap, sehingga tidak mungkin untuk mendapatkan gaji besar dalam sekejab. Sepintas aku merasa pernyataan itu ditujukan untukku.

Di akhir rapat, ayah mertuaku mengatakan kepada semua peserta rapat bahwa bonus akhir tahun telah dibagikan lebih awal dan sudah ditransfer ke rekening kami masing-masing. Selesai rapat, ketika memeriksa saldo rekening, aku terkejut karena saldoku sudah bertambah lebih dari 500 juta rupiah!


“Kejutan itu kamu peroleh bukan karena kamu sedang beruntung. Itu semua karena kamu memang memiliki hak dan kualifikasi untuk mendapatkannya. Ayah memberimu posisi rendah dan gaji awal 5 juta rupiah, dengan harapan kamu bisa belajar sungguh-sungguh dari hal yang paling dasar di perusahaan ini. Kelak perusahaan ayah juga pasti akan menjadi milikmu,” kata ayah mertuaku padaku.

Saat itulah aku mengerti dalam sekejab alasan mertuaku memberikan posisi rendah dan gaji awal yang kecil padaku. Aku pun sangat bersyukur dan berterima kasih padanya


Sumber: erabaru


Kamu Mungkin Suka