Driver Ojol Pertama di Indonesia “001” Kini Sudah Punya Anak! Nama Anaknya Mirip Sama CEO Go-Jek!

Di era modern dan serba praktis ini, hampir semua hal bisa dilakukan melalui internet. Salah satu di antaranya adalah aplikasi ojek online bernama Go-Jek yang selama beberapa tahun terakhir telah memberikan sangat banyak kemudahan bagi kita warga Indonesia.

Sebelum memperoleh kesuksesan seperti saat ini, sama seperti bisnis lainnya, Go-Jek pun mengalami masa-masa awal pengembangan usahanya. Mulyono (52), menjadi salah satu pihak yang berkontribusi dalam sejarah berdirinya perusahaan transportasi online di Indonesia tersebut.

Sponsored Ad

Mulyono atau yang akrab disapa Pak Kumis merupakan pengemudi pertama Go-Jek dan diberi kode khusus, yaitu "driver 001". Dulunya, Mulyono merupakan pria biasa yang bekerja sebagai pengemudi ojek pangkalan di kawasan Jakarta Selatan.

Saat pertama kali berdiri, kantor perusahaan Go-Jek sangat dekat dengan lokasi pangkalan ojeknya. "Berawal (masuk) Go-Jek di Jalan Kerinci (dekat Pasar Mayestik), saya masuk Agustus 2010, (perusahaan) berawal dari garasi mobil. Kantornya ukuran 5x7 meter," ujar Mulyono.

Sponsored Ad

Saat pertama kali dirinya bergabung dengan Go-Jek, sistem pemesanan ojek online belum menggunakan aplikasi seperti sekarang ini. Saat itu, sistem pemesanan ojek online harus diperantarai seorang narahubung dari pihak Go-Jek.

"Itu, kan, belum pakai aplikasi, by phone. Jadi kita ditelepon call center, ditawarkan orderan, mau ambil atau tidak. Jadi kalau mau diambil, dikirim alamatnya (pemesan). Jadi begitu awal mulanya," ujar Mulyono.

Sponsored Ad

Selain bedanya sistem pemesanan, dia juga menceritakan bahwa jaket Go-Jek dahulu tidak berwarna hijau seperti sekarang ini. Warna jaket atau seragam untuk mitra atau pengemudi Go-Jek dulunya berwarna abu-abu.


Intimidasi dan Pengalaman

Pria kelahiran Sragen tersebut lalu menceritakan bahwa tranformasinya dari seorang pengemudi ojek pangkalan menjadi pengemudi ojek online menemui jalan berliku. Belum banyaknya pengemudi ojek online di Jakarta dan sekitarnya dahulu membuat Mulyono mendapatkan berbagai intimidasi, khususnya dari para pengemudi ojek pangkalan. Intimidasi yang paling menakutkan adalah saat dirinya diancam dengan golok oleh sejumlah tukang ojek pangkalan.

Sponsored Ad

"Kami sering banget diintimidasi sama (pengemudi) opang-opang. Saya pernah ditimpuk, saya di Graha Raya pernah dikalungin golok, tetapi saya pasrah, saya mencari nafkah dan tidak mengganggu," ujar Mulyono.

Tidak hanya itu, Mulyono bahkan mengaku bahwa dirinya pernah dikejar segerombolan tukang ojek pangkalan, saat dia menerima pesanan di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Sponsored Ad

Meski demikian, lanjut dia, menjadi pengemudi ojek online juga membuatnya menemui berbagai pengalaman mengesankan. Salah satu pengalaman yang berkesan bagi dirinya adalah saat perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta, di mana dia mengantar warga negara asing (WNA) ke kawasan Cinere, Depok.

Saat Mulyono tiba di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, untuk menjemput, WNA tersebut seketika malah menangis.

Sponsored Ad

"Itu customer saya jemput dengan menangis, saya kan bingung. Saya bilang 'Kenapa Miss?'. Jadi sudah lebih dari dua jam dia order Go-Jek, tidak ada yang ambil, karena mungkin jauh, sekitar 15 kilometer dari GBK. Akhirnya saya ambil, intinya itu customer merasa berterima kasih sekali, karena saya antar sampai tujuan," katanya.


Anak Mulyono Diberi Nama 'Nadiem'

Menjadi pengemudi ojek Go-Jek rupanya tidak hanya meninggalkan kesan suka dan duka bagi Mulyono. Pria berusia 52 tahun tersebut mengaku perekonomian keluarganya membaik sejak beralih profesi menjadi pengemudi ojek online.

Sponsored Ad

"Dengan tarif Rp4.000 per kilo(meter), wah luar biasa, sejahtera. Ya (penghasilan terbesar) di kisaran 6 juta sampai Rp 7 juta," ujar Mulyono.

Tidak hanya itu, Mulyono mengaku pernah mendapatkan telepon genggam baru dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. "Senang sekali menerima hp dari Pak Menteri, kebetulan pagi tadi hp saya pecah karena jatuh. Tahunya malah dapat rezeki kaya begini," ucapnya.

Sponsored Ad

Sebagai orang yang telah menggeluti profesi sebagai pengemudi ojek online lebih dari 8 tahun, Mulyono tentu sudah banyak merasakan asam garam dari pekerjaan tersebut. Kecintaannya terhadap Go-Jek yang membuat dirinya sampai saat ini bertahan menggeluti profesinya tersebut.

Puncak kecintaan Mulyono terhadap perusahaan tempatnya bernaung adalah saat dia memberi nama anak terakhirnya Nadiem Saputra, nama depan yang serupa dengan pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim.

Sponsored Ad

Ke depannya, Mulyono berharap agar profesi ojek online memiliki regulasi yang jelas dari pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan. Selain itu, dia juga meminta perusahaan penyedia jasa ojek online untuk memperhatikan kesejahteraan para pengemudinya. "Mudah-mudahan dengan dibuatnya regulasi, perusahaan (penyedia jasa ojek online) lebih memperhatikan mitra-mitranya, terutama. Tolonglah kami-kami ini dimanusiakan dalam segi hal apapun, tentang penghasilan, kenyamanan, dan sebagainya," ujar Mulyono.


Sumber: suar


Kamu Mungkin Suka