Tinggal Sebatang Kara di Sebuah Gubuk Reyot, Nenek 70 Tahun Ini Justu Malah Melakukan Ini!

Jika orang yang berlimpah hartanya lalu rajin bersedekah rasanya itu sudah hal yang biasa dan wajar untuk dilakukan. Namun, bagaimana jika ada orang yang masih berkekurangan tapi justru rajin bersedekah? 

Tentu itu hal yang istimewa dan luar biasa. Karena ada juga orang yang sudah kaya tapi tidak rela untuk bersedekah dan masih ingin mengeruk banyak uang.

Sponsored Ad

Kisah nyata ini datang dari Purwakarta. Seorang yang dikenal dengan nama Mak Eri, nenek yang sudah berusia 70 tahun ini memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Meski hidup dalam keadaan yang berkekurangan namun hal itu tidak membuatnya kehilangan hati nurani.

Ia tinggal di sebuah gubuk kecil dengan alamat RT 16 TW 7 Kelurahan Purwamekar, Kecamatan Kota Purwakarta, Kabupaten Purwakarta. Ia tidak pernah absen untuk mengumpulkan beras parelek bagi warga lain yang membutuhkan. Beras parelek adalah kebijakan yang diberlakukan oleh Bupati Dedi Mulyadi untuk membantu sesama yang kurang beruntung. Warga yang lebih mampu akan mengumpulkan satu gelas beras tiap minggu dan kemudian dikumpulkan dan dibagikan oleh petugas kepada yang membutuhkan.

Sponsored Ad

Meski pun Mak Eri sebenarnya juga termasuk warga yang kurang mampu namun ia justru ikut menyumbang. Karena baginya memberi adalah suatu kesenangan dan bukan suatu beban atau paksaan. Mak Eri biasanya menyumbang di hari Sabtu dan Minggu. Ia akan mengisi beras parelek ke ruas bambu yang disediakan di depan rumahnya. Yang lebih membuat hati trenyuh adalah ketika tidak ada beras, Mak Eri akan menggantinya dengan uang RP 2000,00.

Beras yang ia sumbangkan dari nenek 3 anak ini berasal dari pekerjaannya sehari-hari sebagai penjual gorengan. Ia mcenitipkan gorengan ke warung-warung. Hasil dari berjualan gorengan itu lah yang kemudian digunakan untuk berjualan kembali dan sebagian disisihkan untuk membeli beras. Meski memiliki anak tapi Mak Eri tidak mau menyusahkan mereka dan memilih untuk berjuang sendiri.

Sponsored Ad

Kehidupannya yang gemar berbagi kepada orang yang membutuhkan di sekelilingnya telah membuat banyak orang kagum. Hingga akhirnya kisahnya sampai kepada Bupati Dedi Mulyadi. Menurutnya sikap dan perbuatan Mak Eri sepatutnya menjadi contoh bagi banyak orang terutama mereka yang berasal dari kalangan berada.

Mak Eri tinggal seorang diri di sebuah gubuk berukuran 4 x 5 meter dengan pondasi semi permanen yang tentunya tidak aman untuk ia tempati. Oleh sebab itu lah, pemerintah melalui bantuan rumah tak layak huni (rutilahu) akhirnya merobohkan rumah beliau dan membangunnya lagi. Bupati Dedi juga memberikan bantuan modal untuk mendirikan toko tempat ia berjualan gorengan.

Segala perbuatan baik pada akhirnya akan mendapat balasan yang lebih lagi. Untuk itu, jangan pernah ragu melakukan kebaikan di mana pun kita berada. Semoga artikel ini menjadi inspirasi bagi kita semua.        

    

Sumber: boombastis.com

Kamu Mungkin Suka