Rela Maati Hingga Kini Jadi PDP Corona, Dokter Tirta Emosi Amuk Jokowi Tuntut 3 Hal Ini, Salah Satunya Singgung Jubir Menkes Soal Si Miskin Tularkan Ke Si Kaya!

Aktivis virus corona sekaligus influencer, dokter Tirta tampaknya sudah geram dengan cara pemerintah menangani Covid-19 di Indonesia. Ia menganggap pemerintah pusat sangat lamban dalam melakukan antisipasi penyebaran virus.

Melalui video siaran langsung di akun Instagram-nya beberapa hari lalu, dokter Tirta menyampaikan tiga tuntutan kepada pemerintah. Apa saja?

1. Perbaikan jubir dan Menkes

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto belum lama ini mengeluarkan pernyataan kontroversial soal penyebaran penyakit dari orang kaya ke orang miskin. 

Sponsored Ad

"Tolong ya Pak Jubir dan Menkes (Terawan) diperbaiki," ungkap dokter Tirta.

Dr Tirta meminta menkes Terawan dan juga jubirnya, Yuri untuk tidak mengeluarkan statement yang bisa menimbulkan perdebatan di masyarakat. Pernyataan bahwa orang miskin menularkan virus Corona pada orang kaya tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Anda itu di BNPB mengeluarkan statement barusan, yang miskin menularkan yang kaya, itu enggak jelas Pak! Jangan pernah membenturkan penyakit dengan status sosial di masyarakat," tegas dr.Tirta

Mewakili rekan-rekan tenaga medis lainnya, pria yang juga influencer dan pengusaha ini mengatakan bahwa mereka saat ini lelah. Itu sebabnya, ia ingin meminta pengertian pada pemerintah untuk setidaknya jangan membuat keadaan semakin kacau.

"Saya itu capek, tapi lebih capek temen-temen saya di IGD. Anda itu Menkes, jubir Menkes, Anda itu membawa nama pemerintahan Indonesia, capek kita ini, capek semua tenaga medis di Indonesia. Jadi tolong Pak kalau Anda ini mengeluarkan statement yang salah, itu kerja keras kita kayak enggak ada harganya," tukasnya.

Sebelumnya viral beredar potongan video Achmad Yurianto saat jumpa pers melalui akun YouTube BNPB. Dalam video tersebut Yuri mengatakan, "Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar, dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya. Ini menjadi kerja sama yang penting."

Menanggapi hal itu, Yuri pun sudah angkat bicara, Bun. Dilansir detikcom, Yuri meminta agar masyarakat tak terpancing dengan potongan video itu. Dia meminta agar semua melihat video lengkapnya.

Sponsored Ad

2. Jokowi undang pakar ekonomi


"Saya bilang wong itu dipotong kok (videonya). Coba dilihat utuh dari depan sampai belakang," kata dia.

Dia pun mengaku banyak menerima hujatan. Lebih lanjut, Yuri meminta agar tak lagi mempermasalahkan omongannya itu.

"Itulah yang saya katakan yang kemudian saya di-bully di mana-mana itu kan. Mbok yang kaya itu lho, saya sih memang agak keras ngomongnya. Bukan dalam rangka menghina yang miskin. Saya itu lebih mengatakan untuk menekan yang kaya," tegas Yuri.

Sponsored Ad

"Solusinya adalah Pak Jokowi undang 10 pakar ekonomi yang ada di Indonesia, yang Anda paling percaya. Adakan rapat terbatas, entah itu via Skype atau apa. Tugasnya adalah mengevaluasi kemungkinan terburuk jika kita mengadakan karantina wilayah sehingga Anda bisa memnafaatkan dana dari APBD dan yang Anda punya," ucapnya.

3. Karantina wilayah 

"Karantina wilayah harus segera dilakukan. Ini bisa dilakukan jika Pak Jokowi mengeluarkan statement. Kalau tidak, akan menyebar (virus corona)," tegas dokter Tirta.

Sponsored Ad

"Asal Bapak Jokowi tahu, dan teman-teman pemerintahan yang duduk di istana dan teman-teman DPR yang duduk di kursi paripurna, asal kalian tahu, ketika kalian duduk di singgasana kalian sendiri, satu dokter setiap hari meninggal! Dan satu tenaga medis tiap hari meninggal," ujar dr.Tirta dengan sangat tegas, HaiBunda kutip dari Facebook, Minggu (29/3/2020).

Menurutnya, kondisi Indonesia sudah darurat karena virus corona sudah menyebar ke berbagai provinsi. Itu sebabnya, harus ada tindakan tegas untuk mencegah pnyebaran corona semakin parah. Salah satunya adalah dengan melakukan karantina wilayah.

"Tagar karantina wilayah harus viral, entah sampai trending, entah sampai kapan pun, tagar karantina wilayah harus viral, enggak peduli saya soal ekonomi atau gimana, ini urusannya nyerang Indonesia, Bosku!" katanya.

Sponsored Ad

Pria lulusan kedokteran Universitas Gadjah Mada ini juga mengatakan bahwa tingkat infeksi Corona tidak akan pernah terkontrol jika negara tidak membantu proses ini. Edukasi untuk tetap berada di rumah maupun working from home (WFH) juga tidak akan berguna jika seluruh lapisan masyarakat tidak kompak.

"Edukasi Anda untuk di rumah aja itu tidak akan efektif jika Anda tidak melakukan tindakan represif, dan asal temen-temen tahu, ini infeksinya sudah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Jadi tidak ada celah untuk lari dari virus Corona sekarang, ini terjadi karena Jakarta tidak dikarantina wilayah!" tegasnya.

"Ini beda dengan lockdown, ini karantina wilayah, jadi tutup semua akses dari kota Jakarta dan keluar Jakarta. Ini tidak akan bisa dilakukan jika ini tidak kompak bersama-sama," lanjutnya.

Lebih lanjut dr. Tirta mengatakan, setidaknya dengan dilakukannya karantina wilayah, angka infeksi bisa menurun. Hal tersebut juga bisa sangat membantu tenaga medis agar tidak kewalahan menangani pasien.

"Saya enggak mau melihatorangmatilagikarenaCovid, dan ketika karantina wilayah dilakukan itu bisa meringankan tenaga medis, sehingga tenaga medis bisa fokus kepada pekerjaannya yaitu menyembuhkan orang." tegas dr.Tirta.

Sumber: indozonehai bunda

Kamu Mungkin Suka