Selama 32 Tahun, Harga Nasi Lemak di Kedai Ini Tidak Pernah Naik! Alasannya Bikin Netizen Takjub!

Seiring berjalannya waktu dan inflasi yang terjadi, kebanyakan pedagang akan menaikkan harga barang dagangannya secara bertahap untuk menyesuaikan modal yang dikeluarkan dan keuntungan yang ingin dicapai.

Namun, prinsip tersebut rupanya tidak dianut oleh seorang penjual nasi lemak bernama Zaliah Ishak. Wanita yang setiap hari berdagang di Toa Payoh, Singapura, ini tidak mengubah harga makanan yang dijualnya selama 32 tahun!

Sponsored Ad

Umumnya, nasi lemak lengkap dengan lauk dan sambal dijual dengan harga di atas 2 dolar Singapura atau setara dengan 21 ribu rupiah. Tapi, Zaliah malah menjualnya jauh lebih murah. Tidak tanggung-tanggung, harga yang dipatoknya hanya setengah dari harga pada umumnya, yaitu 1 dolar Singapura atau setara  dengan 10.400 rupiah.

Zaliah mengambil alih kedai nasi lemak peninggalan ayahnya yang sudah berjualan selama 32 tahun. Nama kedai nasi lemak ini adalah Kedai Makan Muhajirin. Tapi, berbeda dengan lokasi semula yang berada di blok 18, Lorong 7, Toa Payoh, kini kedai tersebut menempati lokasi baru yang sebenarnya tidak terlalu jauh, tepatnya di blok 20. Seiring dengan berpindahnya lokasi tersebut, Zaliah sempat berpikir untuk tidak lagi menjual nasi lemak dengan harga 1 dolar Singapura. "Saya tidak ingin menjualnya lagi," kata Zaliah.

Sponsored Ad

Tapi, keputusan tersebut rupanya membuat banyak pelanggannya sedih. Mereka sampai mengirim pesan pada Zaliah: "Di mana lagi bisa mendapatkan nasi lemak dengan harga sangat murah di Singapura?"

Dengan dorongan dari suaminya, Zaliah pun akhirnya mengubah keputusannya dan bertekad untuk terus berjualan nasi lemak seharga 1 dolar Singapura tersebut demi para pelanggan setianya. "Suami saya menyarankan untuk lanjut. Kata dia lebih baik kita bekerja, dengan bekerja setiap hari, kesehatan kita tidak akan terganggu," kata Zaliah.

Sponsored Ad

Setiap hari, Kedai Makan Muhajirin bisa menjual 300 sampai 500 porsi nasi lemak. Yang menakjubkan, porsi sebanyak itu habis hanya dalam waktu hanya setengah hari. Selain nasi lemak, kedai ini juga menjual menu khas Malaysia lainnya seperti mie rebus, mee siam, dan lontong sayur. Harga rata-rata makanan tersebut adalah 2,50 dolar Singapura atau setara dengan 26 ribu rupiah.

Zaliah mengatakan bahwa pada awalnya alasan dia bertahan dengan harga murah karena kebanyakan langganannya adalah orang tua. Tetapi, pada akhirnya hal itu menjadi filosofi baginya untuk tidak mementingkan uang. "Benar jika saya lelah, tapi saya suka dengan apa yang saya lakukan. Ketika orang-orang makan makanan saya, saya merasa senang dan bersemangat," kata Zaliah.

Sponsored Ad

Lebih lanjut, Zaliah mengatakan uang tidak dapat menghadirkan kebahagiaan. Ketulusan lah yang bisa memberikan kebahagiaan itu. "Ini (ketulusan) sangat penting buat saya," kata Zaliah.

Filosofi ini tidak akan berubah meski nantinya Kedai Makan Muhajirin tidak lagi dikelola Zaliah. Sang menantu, Nana Azlina, yang melanjutkan pengelolaan kedai ini akan tetap menjual menu nasi lemak seharga 1 dolar Singapura.


Sumber: dream


Kamu Mungkin Suka