15 Tahun Putus Sekolah, Membiayai Ibu Neneknya, Upah yang Dia Dapat Cukup "Mengagetkan"!

Namanya Slamet Riyanto, usianya baru 15 tahun namun bocah asal Kudus, Jawa Tengah ini sudah harus mengalami hidup yang berat. Ia terpaksa berhenti dari bangku sekolahnya karena orang tuanya sudah tidak mampu lagi membiayai.

Slamet bersama ibu dan neneknya yang sudah berusia 70 tahun tinggal di bekas bangunan gudang di RT 1 RW 4 Desa Pasuruan Lor, Kecamatan Jati, Kudus. Mereka sudah menempati bangunan yang kurang layak tersebut sejak 6 tahun terakhir.

Sponsored Ad

Bahkan untuk menempati bangunan tersebut, mereka dipungut biaya Rp 200.000,00 per bulan oleh pemilik bangunan.

Tempat sempit itu lah yang akhirnya menjadi rumah mereka. Sekat papan tripleks dipasang di ruang tengah untuk memisahkan kamar dan ruang tamu. Di samping ruang tamu ada ruang keluarga dan dapur.

Tentu tidak menyenangkan, namun apa daya, kesulitan ekonomi membuat mereka harus tinggal di tempat seperti itu.

Ketika Slamet Daryanto, ayah Riyan masih hidup, ekonomi keluarga masih ditanggung olehnya. Namun semua berubah pada 2016 ketika beliau dipanggil Tuhan. Setahun kemudian, setelah kepergian ayahnya, Riyan pun berhenti sekolah ketika ia duduk di kelas VIII SMP. Ia malu karena selalu telat bayar uang SPP.

Sponsored Ad

Sudah dua bulan terakhir bocah ini menghabiskan waktu di rumah. Baru lah saat sore hari ia menuju Jalan Nitisemito untuk berjualan kue gandos (kue olahan santan dan kelapa).

"Dia berhenti sekolah karena tidak ada biaya. Maka saya sarankan untuk bekerja, biar dia tidak terjerumus ke lingkungan yang kurang baik," ujar Andri Dwi Astuti sang ibu (46 tahun).

Karena menurut Riyan berjualan kue gandos tidak perlu ijazah. Karena tidak memiliki modal, dia akhirnya menjadi buruh orang lain untuk berjualan gandos. Upah yang dia terima per hari rata-rata Rp 30.000,00.

Sponsored Ad

Dia berjualan sejak pukul empat sore dan setelah magrib baru mengakhirinya. Sementara ibunya bekerja sebagai buruh rumah makan sejak pukul 5 pagi hingga 1 siang. Setelah itu sore hingga malam, dia kembali ke warung hingga petang untuk kembali melanjutkan pekerjaan. Dengan semua pekerjaan itu dia mendapat upah Rp 40.000,00 per hari.

Dengan pemasukan itu, tentu saja masih kurang untuk mencukupi hidup sehari-hari. Apalagi masih harus membayar hutang yang ditinggalkan oleh sang suami.

Meski begitu, Riyan dan ibunya tidak mau meminta-minta. Mereka terus akan bekerja selama masih sehat.

Semoga Riyan dan keluarganya segera mendapat bantuan dari pemerintah ya sehingga Riyan bisa sekolah lagi. Juga akan mereka bisa tinggal di tempat yang lebih layak.


Sumber: grid.id

Kamu Mungkin Suka