Kangen, Ibu Ini Menghubungi Nomor Ponsel Alm. Putrinya! Di Detik Selanjutnya, Jawaban Ini yang Dia Dapat!

Kisah ini bermula ketika putrinya masih duduk di bangku kuliah. Meskipun keluarganya tidak kaya raya, tapi mereka hidup bahagia. Malam itu, hujan turun dengan lebat. Tiba-tiba, dering telepon yang nyaring membangunkan tidurnya. Di ujung telepon terdengar kabar bahwa putrinya ditabrak truk dan meregang nyawa di tempat. Mendengar kabar mengejutkan itu, dia nyaris pingsan.

Setibanya di rumah sakit, dia melihat jasad putrinya sudah terbujur kaku. Dia masih tidak bisa mempercayai kenyataan di hadapannya dan berharap akan segera bangun dari mimpi buruk itu. Saat prosesi kremasi, karena semasa hidup putrinya sangat suka bermain ponsel, dia pun menyertakan ponsel putrinya untuk dikremasi bersama. Mungkin saja suatu hari nanti putrinya akan mengangkat telepon darinya di dunia lain.

Sponsored Ad

Rasa sakit kehilangan dan kerinduan kepada putrinya selalu menerpa dia setiap hari. Karena tidak sanggup menahan, dia pun kerap kali menelepon ponsel putrinya tapi selalu mendapat jawaban yang sama dari operator: "Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi atau berada di luar jangkauan."

Seperti yang seharusnya, telepon darinya tidak pernah diangkat oleh putrinya dan selamanya pun pasti tidak akan ada yang mengangkatnya. Meski tahu kenyataan itu, tapi menelepon putrinya telah menjadi kebiasaannya setiap hari.

Sponsored Ad

Hari itu, seperti biasa dia kembali menelepon putrinya. Namun, tak disangka, kali ini teleponnya tersambung. Meskipun hanya tersambung sesaat, tapi dia merasa sangat gembira. Tidak hanya menelepon, dia juga mencoba mengirim pesan dan ternyata mendapat balasan. Dia sadar bahwa orang di ujung telepon itu memang bukanlah putrinya meskipun orang itu juga adalah seorang anak gadis. Gadis itu tiga tahun lebih muda dari putrinya, dan kebetulan juga seorang mahasiswi.

Sponsored Ad

Gadis itu mengatakan kepadanya bahwa nomor ponsel itu baru saja dibelinya. Setelah tahu alasannya menelepon, gadis itu ternyata bisa memahami dan bahkan menghiburnya, "Tante jangan terlalu larut dalam kesedihan ya!". Meski singkat, tapi kata-kata penghibur itu membuatnya merasakan kehangatan yang telah lama hilang.

Beberapa hari setelah percakapan tak terduga itu, dia mendapati bahwa ibu gadis itu pun telah lama tiada. Kesedihan atas kepergian orang yang dicintai dan serangkaian kebetulan dalam hidup mereka, membuat jarak kedua hati yang terluka itu semakin dekat. Dua bulan kemudian, mereka berjanji untuk bertemu satu sama lain di sebuah restoran. Setelah selesai makan dan saat akan berpisah, dia berkata kepada gadis itu, "Jika kamu bersedia, maukah kamu menjadi putri angkatku?"

Sponsored Ad

Mendengar permintaannya, tanpa diduga gadis itu menganggukkan kepala. Setelah berpisah jalan, gadis itu mengirim pesan untuknya, "Bu, hati-hati di jalan!" Di dalam bus yang membawanya pulang ke rumah, dia duduk diam sambil sesekali menyeka air mata yang membasahi wajahnya. Tapi itu bukanlah air mata kesedihan seperti sebelumnya, melainkan air mata bahagia!


Sumber: erabaru


Kamu Mungkin Suka