Bibi Rela Tidak Menikah Demi Keponakannya! Tak Disangka 13 Tahun Kemudian, Inilah Balasan yang Ia Terima!

He Sihan adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang dibesarkan oleh bibinya, He Jianhua. Dulu saat Sihan baru berusia 1 tahun, kedua orang tuanya bercerai dan tidak ada yang bisa merawatnya. Maka dari itu Sihan dititipkan pada sang bibi.

Karena dulu kondisi kesehatan Sihan kurang baik, dia sangat lemah dan sering sakit-sakitan, maka dari itu ia tidak bisa pergi ke sekolah seperti anak-anak lainnya. Dari kelas satu sampai kelas lima, Sihan harus belajar sendiri di rumah.

Sponsored Ad

Sihan berkata,”Bibi akan meminjam buku cetak dan buku panduan kepada orang lain untuk mengajari saya. Bibi mengajarkan tata bahasa, matematika dan bahasa inggris.”

Sang bibi menjelaskan,”Sihan memiliki kemampuan belajar mandiri yang luar biasa. Contohnya saja seperti bahasa inggris, saya tidak bisa mengajarinya terlalu banyak. Namun ia banyak membaca sendiri dan nilai ulangannya hanya kurang 1-2 poin dari nilai maksimal.”

Saat itu Sihan harus tinggal di rumah sang nenek yang berada di Guangxi. Meski harus berpisah dengan sang bibi tapi ia terus belajar dengan giat dan berhasil masuk ke sekolah menengah yang bagus disana.

Sponsored Ad

Hal yang paling menakjubkan dari Sihan adalah ia sangat mahir di bidang seni lukis dan kaligrafi. Saat ia berusia 9 tahun, ia sudah berhasil memenangkan perlombaan di tingkat nasional dan berhasil membawa pulang piagam.

Hingga suatu hari ia berpikir ingin kembali ke Chongqing, rumah sang bibi. Dalam hatinya ia sudah sangat gembira karena akan segera bertemu dengan bibi tercinta. Namun saat ia masuk ke dalam rumah sang bibi, ia terkejut bukan main.

Bibinya terserang penyakit dan terkapar lemah di atas ranjang. Biaya pengobatan begitu tinggi sedangkan keluarga mereka bukanlah keluarga kaya raya, malah bisa dibilang keluarga mereka miskin.

Sponsored Ad

Baru-baru ini dokter menyuruh bibi untuk dipindahkan karena melihat kondisinya yang semakin buruk. Sihan sangat sedih mendengar perkataan dokter tersebut, hatinya hancur berkeping-keping karena ia takut kehilangan bibinya.

Ia mengingat jasa sang bibi yang telah merawatnya dari umur 1, bahkan rela tidak menikah demi mengurus dirinya. Ia bisa belajar dan menulis dengan baik juga karena perjuangan dari sang bibi. Sekarang bibi sakit, masa ia tidak melakukan apa-apa? Mungkin kalau dulu bibi menikah, kehidupannya akan lebih baik.

Sponsored Ad

Hatinya bergejolak tidak tenang dan otaknya terus berpikir. Bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang untuk membayar pengobatan bibi? Pokoknya bibi harus sembuh dan kembali sehat seperti dulu.

Akhirnya terbesit sebuah ide dalam benaknya. “Bagaimana jika aku membuat lukisan dan menjualnya kepada masyarakat? Dengan demikian aku akan mendapat uang dan bibi bisa melihat hasil belajarku selama ini. Setidaknya kalau aku berhasil, bibi akan senang dan itu akan membantu penyembuhannya.

Kisah hidup Sihan sudah menyayat hati orang-orang yang ada di sekitarnya. Mereka salut dengan pemikiran anak yang baru berusia 13 tahun itu. Mereka tidak menyangaka kalau ia bisa begitu berbakti pada bibinya dan mau berusaha untuk membiayai pengobatannya.  

Sumber : lookingforward

Kamu Mungkin Suka