Namaku Adi, umurku 30 tahun, belum menikah dan bahkan sekarang gak punya pacar. Keluarga sudah terus mendesakku untuk menikah, tapi aku berpikir mungkin ini hukuman untukku karena selalu mendambakan wanita terbaik.

4 tahun lalu, aku punya pacar yang sangat baik hati, namanya Selly. Kita dulunya teman satu SMA, hubungan kami sangat baik waktu itu. Setelah lulus dan masuk dunia kerja, kami bertemu lagi dan akhirnya berpacaran. Penampilannya, sifatnya hingga latar belakang keluarganya sangat baik. Bahkan ketika kedua orang tuaku bertemu dengannya, semuanya bilang bahwa Selly adalah gadis yang baik. Aku jadi ingin segera menikahinya.

Tapi, sama seperti pasangan lain pada umumnya, ada banyak kekurangan di antara kami. Emosi Selly ini sangat baik. Setiap kali sedang berantem, dia akan duluan mengakui kesalahannya. Secara bertahap, aku pikir ini adalah masalah biasa. Kadang dia tidak mencariku duluan, jadi kami terus perang dingin. Paling lama sebulan lebih perang dingin , tapi terakhir dia yang kembali mencariku lagi.

Sekarang kalau dipikir lagi, hal ini benar-benar menampar wajahku! 2 tahun lalu ketika dia tiba-tiba minta putus, aku pikir hanyalah pertengkaran biasa, jadi aku hanya diam dan menunggunya mencariku lagi.

Tanpa diduga, setelah perpisahan ini, dia tidak mencariku selama 6 bulan. Aku sudah mencoba meminta maaf padanya berkali-kali, tapi aku selalu berpikir bahwa ia akan kembali lagi atas inisiatifnya sendiri, jadi aku masih gengsi untuk minta balikan duluan. 6 bulan kemudian, aku dapat kabar bahwa Selly akan menikah.

Setelah mengetahui berita ini, aku menyadari bahwa ini adalah masalah besar dan aku segera menghubunginya, tapi tidak direspon.

Sampai pada hari pernikahannya, aku baru benar-benar mengerti. Kabar pernikahannya aku dengar dari teman dekatnya, hari itu aku menunggu di mobil di depan rumahnya. Aku melihat mobil pernikahan datang, aku melihat calon suaminya dan sekelompok orang menyambutnya, semua orang tertawa, tersenyum bahagia. Selly mengenakan gaun pengantin sangat cantik. Aku tidak tahu harus bagaimana, jadi aku diam-diam mengikuti mobil itu dari belakang. Setelah 7 km, aku menerima pesan dari Selly.

Isi pesan itu: Maaf, gak usah diantar, pulanglah. Hubungan di antara kita sudah lama hilang.

2 tahun berlalu dan aku masih terus memikirkan, jika bisa kembali ke masa lalu, aku mau minta maaf ribuan kali padanya, aku gak akan melepaskannya. Tapi, nasi sudah jadi bubur. Karena tidak bisa melupakannya, aku pun jadi susah menyukai gadis lain.

Sekarang, setiap kali melihat pasangan muda bertengkar, aku selalu mengingatkan pria untuk jangan seperti aku. Kalau dulu aku bisa lebih dewasa, pasti akan lebih baik!

Sumber: foyuan