Setiap Hari Anak Ini Mencuri Roti, Saat Dibuntuti Sang Pemilik Temukan Hal Mengejutkan Ini!

Zhang Fulai ditakdirkan untuk menjalani hidup yang keras sebelum akhirnya nasibnya bisa berubah. Begitu lah yang dikatakan seorang peramal pada ayah Zhang Fulai tentang nasib anaknya.

Saat itu Zhang Fulai masih berusia 3 tahun, sebelum si peramal pergi ia berpesan pada ayahnya agar jangan pernah menghalangi apa yang dilakukan Zhang Fulai kelak. Zhang Fulai tidak hanya nakal pada masa kanak-kanak, saat SD pun dia juga melakukan hal-hal buruk.

Sponsored Ad

Setelah lulus sekolah menengah pertama, ayahnya semakin tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu pun saat Zhang Fulai merintis karir di kota besar, ayahnya tidak menghalanginya.

Dua puluh tahun berlalu dan Zhang Fulai kini sudah menjadi pengusaha kaya. Kesuksesannya tidak didapat dengan cara yang baik. Meski kadang-kadang harus berurusan dengan kantor polisi namun frekuensinya makin berkurang. Dia kini sudah berbeda dengan dirinya yang dulu. Status dan kedudukannya cukup disegani oleh masyarakat.

Sponsored Ad

Akhirnya dia menikah dan memiliki anak laki-laki. Sayangnya, anak ini juga sama nakalnya dengan Zhang Fulai. Ia tidak ingin anaknya mengikuti jejaknya.

Lalu Zhang disarankan untuk membuka beberapa cabang toko roti dan berdagang dengan cara halal.

Sponsored Ad

Dengan keadaan ekonominya yang sangat baik, uang bukan lagi yang menjadi tujuan utamanya. Dia melakukan bisnis ini dengan baik untuk memperbaiki reputasinya.

Ia merekrut seorang ahli pembuat roti dan tak lama merekrut beberapa karyawan baru. Namun, keanehan terjadi. Jumlah roti yang tadinya selalu tepat menjadi berkurang setiap hari sejak ada karyawan baru.

Akhirnya, Zhang Fulai pun memasang kamera CCTV. Ternyata yang mencuri rotinya adalah anaknya sendiri. Ia sangat bingung, anaknya tidak kekurangan apapun tapi kenapa dia harus mencuri? Zhang Fulai pun mengikuti anaknya diam-diam.

Sponsored Ad

Tibalah si anak di sebuah gang, ia mengeluarkan roti yang diambilnya dari toko dan memberikan kepada pengemis.

Melihat hal itu, Zhang Fulai tersentak. Malamnya Zhang Fulai menanyakan hal itu pada anaknya apa alasan mengapa dia mengambil roti dan membagikannya kepada pengemis. Namun anaknya tidak mau menjawab. Zhang Fulai meminta istrinya untuk menanyakannya.

Sponsored Ad

Ternyata si anak melihat dirinya membagikan roti pada pengemenis meski tidak banyak. Melihat ekspresi bahagia si pengemis membuat si anak ingin melakukan hal serupa.

Zhang Fulai dan istrinya tidak dapat berkata-kata. Mereka tidak menyangka kalau sikap mereka menjadi contoh bagi si anak. Meski awalnya membagikan roti hanya untuk memperbaiki reputasi tapi ternyata itu menjadi contoh bagi si anak. Karena hal itulah, Zhang Fulai lalu membuka 10 cabang toko roti di kotanya yang semua digunakan untuk amal.

Sponsored Ad

Kiranya kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa anak-anak akan selalu meneladani tindakan kita para orang tua. Untuk itu selalu berbuat lah yang baik.

      

Sumber: Erabaru

Kamu Mungkin Suka