Pemilik Mie Memberikan Mie Gratis Pada Seorang Ibu, Sebulan Berlalu Ia Dapat Surat Misterius Ini!

Suatu hari seorang ibu membawa anak perempuannya untuk makan di sebuah kedai mie. Kebetulan di hari itu sang ibu baru saja menjual ayam-ayam yang sudah dipelihara di rumah selama ini, jadi ia sudah mendapat uang.

Si pemilik kedai menghampiri ibu dan anak ini kemudian bertanya,”Mau pesan berapa porsi?” lalu jawab ibu itu,”Pesan 1 porsi saja.” Si pemilik kedai kembali bertanya,”Mau yang poris besar atau porsi kecil?” “Porsi besar saja.” jawab si ibu.

Sponsored Ad

Anak perempuan ibu itu segera berkata,”Bu, pesan yang porsi kecil saja tidak apa-apa. Lagipula aku tidak lapar kok.” tapi ibunya itu menggelengkan kepala sambil tersenyum,”Tidak apa-apa. Kamu sedang masa pertumbuhan harus banyak makan. Nanti kalau tidak habis biar mama saja yang makan.”

Sponsored Ad

Tidak lama kemudian semangkuk mie itu pun datang disajikan di meja mereka. Si ibu meminta mangkuk kosong kepada si pemilik kedai. “Pak, bisa minta mangkuk kosong.” katanya, lalu jawab si pemilik kedai,”Oh iya boleh.”

Setelah si pemilik kedai memberikan mangkuk kosong, ibu itu menuang sedikit kuah mie dari mangkuk anaknya ke dalam mangkuk kosongnya. “Ma, aku tidak akan habis. Aku kasih sebagian yah.” kata anaknya.

Sponsored Ad

Mendengar perkataan anaknya, sang ibu segera menjawab,”Gak usah, mama gak mau. Mama tidak biasa dengan makanan kota. Mama sudah bawa makanan sendiri.” perbincangan ibu dan anak ini menarik perhatian sepasang anak muda yang duduk di sebelah mereka.

Sponsored Ad

Pemuda itu memandangi si ibu dan anak dengan rasa iba. Kekasih pemuda itu bertanya,”Kamu lihat apa?” “Oh, tidak apa-apa.” jawabnya. Lalu ia lanjut menyantap makanannya. Rupanya hal itu juga terjadi pada si pemilik kedai.

Ia dari arah kasir memandangi ibu dan anak ini. Akhirnya ia memanggil pegawainya,”Duoshen, tolong kamu siapkan 1 mangkuk mie lagi untuk meja ibu itu.” pegawainya dengan segera menuruti perintah bosnya itu.

Sponsored Ad

Ketika si pemilik memberikannya kepada ibu itu, dia langsung terkejut,”Saya tidak pesan mie ini.” lalu jawab si pemilik sambil tersenyum,”Hari ini adalah hari ini. Semua ibu yang datang akan kami beri semangkuk gratis.”

Sponsored Ad

Tentu saja hal ini membuat sang ibu merasa sangat senang. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada si pemilik kedai. Setelah itu ia menyantap mie tersebut dengan lahapnya.

Tiba-tiba sang ibu teringat dan ia mengeluarkan sejumlah uang dari dalam kantongnya. “Nak, ini uang jajan untukmu selama sebulan. Nanti kalau mama ke kota jual ayam lagi, mama akan kasih kamu lebih banyak.”       

Sponsored Ad

“Seandainya papa tidak mengalami petaka, kita tidak akan sesusah ini.” ucap sang ibu sambil menangis. Si anak menjadi sedih tapi ia mencoba bersikap tegar,”Iya BU, sudahlah tidak apa-apa. Ayo kita pergi dari sini dan kembali ke rumah.”

Sponsored Ad

Sang ibu pun mengangguk dan memanggil si pemilik kedai untuk membayarnya. Si pemilik kedai berkata kalau semuanya seharga 15 yuan. Ibu itu mengeluarkan selembar uang 100 yuan dan memberikannya kepada sang pemilik kedai.

Si pemilik melihat uang itu dan merasa kalau uang itu seperti uang palsu. Ia terus menerus memperhatikannya dan yakin dengan perasaannya itu. “Maaf, Bu. Tapi ini uang palsu.” sontak saja ibu itu terkejut dan panik.“Tidak mungkin. Itu adalah uang hasil saya jual ayam tadi. Tidak mungkin uang palsu.” jelasnya. Lalu anak perempuan itu mengeluarkan selembar uang yang baru saja dikasih ibunya,”Paman, ini saya ada uang. Pakai uang ini saja.”

Sponsored Ad

Si pemilik kedai mengambilnya dan melihat kalau uang anak itu juga uang palsu. Melihat hal tersebut si pemuda yang ada di sebelahnya berdiri dan menghampiri mereka. Kemudian ia berkata,”Uang palsu gimana? Ini uang asli kok. Atau gak tukar saja dengan dua lembar uangku ini.”

Pemuda itu segera menarik uang palsu tersebut dan menukarkannya dengan uang asli yang ada di dalam dompetnya. Si pemilik kedai tertegun dan akhirnya perkara tersebut selesai. Saat pemuda itu hendak membayar makanannya, si pemilik kedai berkata,”Kalian tidak perlu bayar. Tadi kalian sudah rugi 200 yuan, saya tidak sampai hati jika meminta bayaran lagi.”

Lalu jawab pemuda dan kekasihnya itu,”Tidak apa-apa. Bagi kami 200 yuan tidaklah seberapa. Tapi bagi ibu dan anak itu pasti sangat berarti. Kelihatannya mereka hidup dengan susah sampai harus jual ayam ke kota. Kami tadi sengaja melakukan hal tersebut karena takut ibu itu akan panik dan melakukan hal yang tidak diinginkan.”

Sebulan kemudian, si pemilik kedai melakukan aktivitasnya setiap hari seperti biasa. Di pagi hari saat ia hendak membuka kedai mienya, ia melihat ada sepucuk surat misterius yang terselip di bawah pintunya.

Si pemilik kedai membuka amplop surat itu dan mendapati secarik kertas yang penuh dengan tulisan dengan beberapa lembar uang.

“Pak, ini saya anak dari sebulan lalu yang membayar pakai uang palsu. Nama saya Xiaojing. Keluarga kami tinggal di kampung yang sangat jauh. Ayahku memang telah tiada karena terjadi petaka saat kerja sehingga ibu harus berjualan ayam ke kota. Tapi waktu itu ibu ditipu pedagang ayam dan dibayar dengan uang palsu. Setelah polisi menangkap pedagang itu, kami baru menyadari apa yang terjadi. Di dalam amplop ini ada 215 yuan, 15 yuan untuk bayar makanannya dan sisanya 200 yuan jika kau bertemu dengan kakak yang baik hati itu tolong berikan padanya. Aku akan selalu ingat tindakan welas asih ini di dalam hatiku dan akan meneruskannya.”

Melalui kisah ini, kita dapat melihat kalau perbuatan baik meskipun kecil bisa berdampak besar bagi orang yang memang sedang membutuhkannya. Perbuatan baik tidak akan pernah berbuat kepahitan, lagipula berbuat baik akan menimbulkan kepuasan tersendiri di dalam batin.  


Sumber : facebook

Kamu Mungkin Suka