Ibu Mertua Membagikan Warisan Pada 3 Anaknya, Tapi Aku Hanya Diberi Sebuah Guci Tanah Liat Tua!

Sejak ibuku pergi karena terpikat oleh pria lain, aku pun dibesarkan dan tinggal berdua bersama ayahku. Meskipun ayah sudah melakukan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan kami, tetapi tetap saja ada banyak pasang surut kehidupan yang melanda.

Selama ayah bekerja, aku dijaga oleh kakek dan nenekku yang sudah tua. Karena mereka berdua sudah lemah dan tidak mampu melakukan banyak pekerjaan lagi, maka akulah yang menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga di samping tugas sekolahku sendiri. Meskipun mengalami banyak kesulitan hidup sejak kecil dan tinggal di keluarga yang miskin, tapi aku tidak pernah mengeluh, setidaknya kami masih memiliki rumah untuk berteduh dan masih bisa makan.

Sponsored Ad

Setelah tumbuh dewasa, aku bertemu dengan pria yang kini menjadi suamiku. Sejak menikah, aku pun pindah ke rumahnya dan tinggal bersama keluarganya. Saat itulah aku bertemu dengan ibu mertuaku dan aku baru tahu bagaimana rasanya cinta nyata seorang ibu yang selama ini hilang dari hidupku. Karena aku sangat rajin, ibu mertua sangat sayang padaku bahkan melebihi putri kandungnya sendiri.

Segala sesuatunya berjalan baik hingga di satu titik, kesehatan ibu mertuaku tiba-tiba saja mulai memburuk, sehingga dia memutuskan untuk membuat surat wasiat sebelum hal yang tak terelakkan terjadi. Benar saja, tak lama setelah surat wasiat itu dibuatnya, ibu mertuaku meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Di dalam surat wasiat yang ditulisnya, dinyatakan bahwa hartanya akan dibagi menjadi 3 bagian sama rata dan diwariskan kepada anak-anaknya, sementara aku sendiri hanya mendapatkan sebuah guci tanah liat darinya. Aku memang tidak mengharapkan mendapat warisan apapun darinya. Tetapi, satu hal yang membuatku heran adalah mengapa ibu mertua memberikan guci tanah liat ini padaku.

Sponsored Ad

Lima tahun sudah berlalu sejak kepergian ibu mertua. Pada suatu kali, ketika aku sedang membersihkan rumah, aku tidak sengaja memecahkan guci tanah liat pemberian mendiang ibu mertuaku. Hal yang membuatku terkejut bukanlah guci yang pecah itu, melainkan isi di dalamnya yang berhamburan keluar. Di sana aku menemukan sebuah buku tabungan atas namaku dan selembar catatan yang berisi: "Aku telah menyisihkan uang ini untuk kamu. Mungkin tidak banyak, tapi mudah-mudahan ini akan membantumu." Catatan itu ditandatangani sendiri oleh mendiang ibu mertuaku.

Sponsored Ad

Setelah kubuka, ternyata di dalam buku itu tertera rekening dengan jumlah uang sebesar Rp300 juta. Melihat itu, tanpa sadar air mataku mulai mengalir. Aku tidak habis pikir karena ibu mertua begitu baik padaku hingga berbuat sejauh ini. Dia tidak ingin anak-anaknya yang lain cemburu dengan memberikanku bagian warisan melalui surat wasiatnya, jadi dia memilih untuk menyembunyikan bagianku dan memberikannya secara diam-diam!


Sumber: erabaru


Kamu Mungkin Suka