Dibalik Rasanya yang Lezat, Ternyata Mitos Tentang Akibat Makan Petai Untuk Kesehatan Ini Ada Benarnya

Salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia adapah petai. Meskipun memiliki aroma yang cenderung menyengat, petai dianggap sebagai makanan yang nikmat, baik itu jika dilalap secara langsung atau dijadikan campuran bahan makanan lainnya. Sayangnya, dibalik nikmatnya petai yang kita konsumsi, ada beberapa mitos yang berkembang tentang konsumsi petai yang disebut-sebut bisa memicu bau mulut, sakit kepala, atau bahkan sakit ginjal. Sebenarnya, apakah mitos-mitos ini benar adanya?

Sponsored Ad

Mitos pertama yang dipercaya oleh masyarakat luas adalah makan petai bisa menyebabkan ginjal rusak. Menurut pakar kesehatan, hal ini memang bisa terjadi namun jika konsumsi petai sangat berlebihan. Biasanya, kondisi ini terjadi pada orang-orang yang menggunakan petai sebagai obat tertentu. Kandungan asam jengkolat yang ada dalam petai inilah yang kemudian bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal.

Sponsored Ad

Mitos lain yang menyebutkan bahwa makan petai bisa memicu gangguan pencernaan ternyata sesuai dengan fakta medis. Jika kita mengkonsumsinya dengan berlebihan, maka kita pun akan mengalami masalah perut kembung atau begah. Selain itu, mitos yang menyebutkan bahwa kerap makan petai bisa menyebabkan pegal-pegal ternyata juga benar adanya. Konsumsi asam jengkolat yang berlebihan memang bisa memicu rasa nyeri pada persendian.

Hanya saja, untuk mitos yang menyebutkan bahwa makan petai bisa menyebabkan sakit kepala, hingga saat ini belum ada penelitian yang berhasil membuktikan hal tersebut. Selain itu, mitos petai bisa menyebabkan arthritis juga tidak benar adanya. Justru, kandungan petai seperti antioksidan atau anti inflamasi justru mampu mengatasi berbagai macam peradangan dalam tubuh.


Pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak mengkonsumsi petai dengan berlebihan demi mencegah datangnya efek samping yang tidak diinginkan.


Sumber: doktersehat


Kamu Mungkin Suka